Stabat (Humas) – Kepala Kantor Kementeruan Agama Kabupaten Langkat yang diwakilkan oleh Kepala Subbag Tata Usaha Dr. H. Muhammad Syukri MG, MA., didampingi oleh Kepala Seksi Bimas Islam Samaruddin, S.Ag., dan bersama seluruh Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. Langkat mengikuti Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i dan Da’iyah untuk mendukung Percepatan Penurunan Stunting. Kegiatan diikuti secara Virtual di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Langkat. Kegiatan Halaqoh Nasional yang diselenggarakan secara Hybrid ini dilaksanakan di Istana Wakil Presiden RI, pada Kamis, (06/10).
Hadir dalam kegiatan Halaqoh Nasional tersebut Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas yang sekaligus melaunching Sitem Elektronik Penyuluh Agama (e-PA), yang merupakan platform laporan secara online bagi Penyuluh Agama Islam (PAI) di Indonesia.
Menag Menerangkan bahwa PAI memiliki aplikasi e-PA, yang menyajikan data hasil kerja bimbingan yang bisa dipantau secara ril time.
Menag juga meminta PAI untuk menjadikan stunting sebagai materi penyuluhan. Agar penyuluhan optimal dan mudah dipahami, PAI harus mempersiapkan bekal tentang stunting.
Ia mengapresiasi kegiatan ini dapat terlaksana, yang melibatkan PAI dan Dai demi penerapan penurunan stunting di Indonesia. “Kegiatan ini aplikasi dari perintah agama, yang memerintahkan manusia agar tidak mewariskan generasi lemah. Sebaliknya harus meninggalkan generasi yang kuat”, ucapnya.
Kemenag memberi dukungan sepenuhnya pada BKKBN, karena penurunan stunting sangat perlu untuk keberlangsungan masa depan anak bangsa.
Menurutnya, selain PAI dan Dai, perlu juga penguatan petugas Kantor Urusan Agama (KUA). Sebab KUA juga satu fungsi dengan kegiatan perkawinan dan penurunan stunting. Bangsa akan unggul jika generasi disiapkan dengan baik. Maka sangat tepat memanfaatkan PAI dan Dai sebagai penggerak penyuluhan sunting, yang akan disampaikan dalam khutbah dan tausiah, agar stunting benar-benar dimengerti oleh masyarakat.
Menag menjelaskan, mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Karenanya, generasi Indonesia harus tumbuh optimal fisik dan mental.
“Memberikan pemahaman pada masyarakat tidak bisa dilakukan sekali saja, tapi harus diulang dan berkali-kali. Sedangkan PAI perlu membekali diri tentang pencegatan stunting, agar efektif saat penyuluhan”, jelas Menag.
“Saudara-saudara adalah penyampai nilai-nilai dan pesan keagamaan di masyarakat, sekaligus menjadi sumber ilmu (manbaul ‘ulum), pendidik (murabbi), penggerak (muharrik), dan teladan (uswatun hasanah) bagi umat,” pungkas Wapres.